RW 04 Kedungsari – Walikota Magelang Muchamad Nur Aziz telah resmi mencanangkan Kampung Cemara Asri sebagai Kampung Religi RW 04 Kedungsari, Kecamatan Magelang Utara, Selasa 22 Maret 2022. “Hari ini kita canangkan kampung religi di kampung ini, itu artinya menjadi Kampung Religi ke-6 dari yang sudah ada. Kampung Religi merupakan cerminan dari tatanan kehidupan sosial kemasyarakatan yang berlandaskan nilai-nilai agama dan sosial serta budaya masyarakat setempat,” tegas dr. Muchamad Nur Aziz.
"Kampung Religi tidak hanya berlaku bagi umat Islam, namun juga mencakup semua agama. Tujuan Kampung Religi yakni memupuk rasa toleransi antar umat beragama. Kalau kita paham agama masing-masing, toleransi itu akan terbentuk sendiri. Kalau tidak maka muncul intoleran. Kita akan berupaya secepat mungkin mewujudkan mewujudkan masyarakat religius, berbudaya, beradab, toleran, berlandaskan iman dan taqwa," tandas dokter Aziz.
Acara ini selain dihadiri oleh Walikota dan Wakil Walikota Magelang beserta OPD, juga dihadiri oleh Kepala Kankemenag Kota Magelang, Ketua Baznas dan FKUB Kota Magelang. "Kementerian Agama Kota Magelang terus berpartisipasi aktif mendukung pemerintah Kota Magelang mewujudkan masyarakat yang religius. Pencanangan kampung religi dimaksudkan bisa meningkatkan peran tempat ibadah. Sehingga tidak hanya fungsi sebagai tempat ibadah belaka, namun juga sebagai wahana pendidikan, musyawarah mufakat, sosial kemasyarakat hingga perekonomian,” ungkap Sofia Nur Kepala Kankemenag Kota Magelang.
Acara ‘NGOPI BARENG Pak Wali’ sebagai salah satu program unggulan untuk menjalin komunikasi dan menjaring aspirasi antara pemerintah dengan masyarakat. Dalam acara NGOPI (Ngobrol Pintar) BARENG Walikota Magelang di Kampung Religi Cemara Asri RW 04 Kedungsari kali ini, juga dilakukan pentasyarufan dari Baznas Kota Magelang kepada para mustahik.
Sedangkan nama "Cemara Asri" mengandung arti: cermati aspirasi rakyat aman sehat rukun dan indah, sebagaimana warga di kampung ini menganut berbagai agama, mulai dari Islam, Kristen, Katolik hingga Hindu. Demikian penjelasan dari Pembina Kampung Religi RW 04 Kedungsari, Suko Tricahyo. "Meski berbeda-beda agama dan keyakinan, masyarakat hidup rukun berdampingan. Dalam berbagai kegiatan warga kampung bergandeng tangan dan harmonis. Ini seperti miniatur Indonesia, hidup damai berdampingan dalam kebersamaan guyup rukun," ungkapnya.
Suko Tricahyo menyatakan, Kampung Religi Cemara Asri juga sebagai laboratorium kehidupan sosial keagamaan dan juga ekonomi. Sebagai perwujudkan untuk mendukung program Pemkot Magelang baik dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMPD) dan Sustainable Development Goals (SDGs) 2030. "Sehingga dibutuhkan sebuah sistem yang mengawal program Kampung Religi Cemara Asri agar berjalan dengan baik. Salah satunya yaitu sistem informasi berbasis web yang mengintegrasikan seluruh elemen-elemen di dalamnya," lanjut Suko, mantan Kepala Dishub Kota Magelang ini.
"Salah satu contohnya adalah sistem informasi khusus untuk masjid. Antara lain informasi tentang kajian keagamaan, kegiatan sosial, santunan, hingga laporan keuangan masjid berbasis digital yang bisa diakses oleh seluruh lapisan masyarakat," ujar Suko seraya menambahkan, "Dalam sistem informasi ini tak hanya untuk masjid tapi tempat ibadah lain seperti gereja juga akan memiliki sistem informasi yang hampir sama. Bahkan, sistem informasi berbasis web ini juga akan menjadi etalase pemasaran bagi produk-produk UMKM Kampung Cemara Asri."
"Jadi setelah diresmikan justru banyak hal yang harus dikerjakan. Berbagai kegiatan keagamaan kampung dan juga geliat ekonomi kampung tertampung dalam sistem informasi tersebut. Jadi ini juga mendukung Rodanya Mas Bagia cepat terealisasi melalui pemberdayaan yang dilakukan di Cemara Asri," tandasnya.
Hal ini menjawab pernyataan Walikota Muchamad Nur Aziz bahwa Rodanya Mas Bagia adalah program yang harus jalan dan dirasakan seluruh lapisan masyarakat. Dana Rp 30 juta per RT per tahun dengan swakelola tipe 4 berbasis pemberdayaan masyarakat itu harus bisa membiayai kewirausahaan di kampung-kampung.
"Infrastruktur di Kota Magelang juga bagus, sehingga porsinya diberi alokasi 20% selebihnya untuk pemberdayaan masyarakat untuk meningkatkan sumber daya manusia unggul. Jadi dana RT nanti memang benar-benar digunakan oleh masyarakat untuk membiayai usaha yang dirintis," tutur dokter spesialis penyakit dalam tersebut.
Acara berlangsung cukup semarak dan sambil santai menikmati kopi, Walikota beserta Wakil Walikota Magelang mengadakan dialog terbuka dengan tamu undangan yang hadir, Ibu Camat Magelang Utara, Ibu Lurah Kedungsari, para OPD yang hadir maupun yang secara online via Zoom. Acara "NGOPI BARENG Pak Wali" sangat bagus untuk menjalin komunikasi, ajang silaturahmi, sekaligus menjaring aspirasi dari masyarakat.